Argentina Gagal Lolos ke Piala Dunia U20 2023

Timnas Argentina gagal lolos ke Piala Dunia U20 2023 yang akan diadakan di Indonesia. Kegagalan mereka dipastikan menyusul hasil klasemen akhir putaran pertama Copa America U20 kemarin. 

Dalam kejuaraan regional level junior yang berlangsung di Kolombia sejak tanggal 19 Januari lalu, tim Tango muda yang diasuh oleh mantan gelandang bertahan Barcelona dan Liverpool, Javier Mascherano, tidak mampu tampil maksimal. Tergabung dengan di grup A yang berat bersama tuan rumah Kolombia, rival klasik Brazil, Paraguay dan Peru, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan dan menderita kekalahan di tiga laga lainnya. Nico Paz dan kolega hanya mampu finis di urutan keempat. Hanya tiga tim teratas yang dapat melaju ke putaran kedua yang menggunakan format setengah kompetisi. Empat tim teratas dari klasemen akhir lah yang berhak tampil di Indonesia 2023.

Berita bahwa Argentina gagal tampil di Indonesia 2023 nanti tentunya terasa menyesakkan karena hasil tersebut sangat kontras dengan sukses besar tim senior mereka meraih gelar juara ketiga kalinya di Piala Dunia Qatar 2022 yang lalu. Kegagalan tersebut juga memaksa Mascherano untuk mundur dari posisinya sebagai pelatih. Ia merasa bertanggung jawab penuh atas hasil negatif tersebut. 

Kabar ini juga tentunya sedikit banyak berpotensi mengurangi pamor Piala Dunia U20 2023 nanti. Bukan hanya Albiceleste muda yang dipastikan absen, namun juga juara dua kali Portugal, kampiun edisi 1999, Spanyol, dan raksasa zona CONCACAF, Meksiko. Selain itu, ini bukan pertama kalinya Argentina gagal lolos ke putaran final kejuaraan dunia junior ini. Tim Tango pernah absen di edisi pertama 1977, 1985, 1987, 1993, 2009 dan 2013. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI 12bet

Hasil Argentina di Copa America U20 2023

Performa Albiceleste di kejuaraan Amerika Selatan sejatinya cukup mengkhawatirkan sejak awal. Mereka sudah tumbang 1-2 dari Paraguay di laga pembuka. Di partai berikutnya, anak asuhan Javier Mascherano kembali takluk kali ini di tangan tim Samba muda dengan skor 1-3. Maxine Perrone dkk sempat meraih kemenangan di laga ketiga dengan unggul tipis 1-0 atas Peru. 

Mereka membutuhkan kemenangan kedua untuk setidaknya naik keurutan ketiga di laga terakhir. Apesnya Argentina harus bermain di laga hidup mati melawan tuan rumah Kolombia. Alih-alih meraih kemenangan, Albiceleste malah kembali tersungkur dengan skor 0-1. Pupus sudahlah harapan jawara enam kali di piala dunia junior ini untuk menambah koleksi gelarnya. 

Menurut beberapa sumber, penyebab utama Argentina gagal tampil maksimal di ajang yang sekaligus berfungsi sebagai babak kualifikasi untuk merebut tiket ke piala dunia U20 ini adalah absennya para bintang muda mereka yang telah merumput di liga-liga Eropa. Sebut saja penyerang sayap Manchester United, Alejandro Garnacho yang mulai mendapat tempat di tim reguler menyusul hengkangnya Cristiano Ronaldo. Ada juga gelandang Juventus Mathias Soule, gelandang serang Lazio, Luka Roman hingga punggawa klub Serie B, Franco Carboni. Tidak satupun dari mereka yang mendapat izin dari klubnya untuk tampil di kejuaraan tersebut. Sayangnya, para pemain yang dipanggil tidak mampu mengisi posisi dan peran yang ditinggalkan para bintang tersebut. Cek bursa taruhan untuk laga-laga di Piala Dunia U20 2023 di link alternatif 12bet

Kiprah Argentina di Piala Dunia U20

Tim Tango sejatinya punya rekor bagus di piala dunia junior ini. Mereka adalah pemegang rekor gelar juara terbanyak dengan enam trofi. Empat diantaranya bahkan diraih secara beruntun di dua kesempatan. Mereka menjadi kampiun di edisi 1979, 1995, 1997, 2001, 2005, dan 2007. 

Argentina meraih trofi perdananya di edisi 1979. Saat itu tim U20 ditangani langsung oleh pelatih tim senior Cesar Luis Menotti. Dimotori oleh duo bintangnya, Diego Maradona dan Ramon Diaz, mereka sempat bersua Indonesia di babak penyisihan dan menggilas tim Garuda muda tanpa ampun dengan skor 5-0, disamping mengatasi Polandia dan Yugoslavia. Di partai puncak, Maradona dkk menghantam juara bertahan Uni Soviet dengan skor 3-1.

Masa keemasan Albiceleste terjadi di pertengahan dekade 1990an hingga era 2000an. Mereka sukses memborong lima gelar dalam 12 tahun sejak 1995 hingga 2007. Sosok kunci sukses tim Tango di masa tersebut adalah pelatih Jose Pekerman. Ia dan para asistennya seperti Hugo Tocalli dan Francesco Ferraro berjasa melahirkan sejumlah pemain bintang mulai dari Juan Sorin, bek Walter Samuel, Pablo Aimar, Juan Riquelme, Javier Saviola, Carlos Tevez, Maxi Rodriguez, Esteban Cambiasso, Javier Mascherano, Pablo Zabaleta, Sergio Romero, Sergio Aguero hingga Angel Di Maria dan sang legenda Lionel Messi. Bahkan sang pelatih yang memimpin Messi cs di Qatar 2022 lalu, Lionel Scaloni, juga merupakan alumni skuad asuhan Pekerman. 

Argentina bahkan menjadi satu-satunya tim yang pernah menjadi jawara berturut-turut di edisi 1995 dan 1997 plus 2005 dan 2007. Sayangnya, performa mereka langsung pudar dengan gagal lolos di edisi 2009. Bahkan tim Tango muda hanya bisa melaju tak lebih dari perempatfinal sejak masa keemasan itu. Pencapaian terakhir mereka di edisi 2019 pun hanya hingga babak delapan besar. Saat itu, Julian Alvarez dkk disingkirkan oleh Mali via adu penalti. 

PR berat nampaknya sedang menanti AFA untuk membenahi regenerasi di tim Tango, ironisnya saat tim senior baru saja berhasil mengakhiri paceklik gelarnya. Argentina pernah mengalami hal yang sama di tahun 1987, setahun usai Maradona memenangkan gelar juara dunia di Meksiko.