Grup Maut di Piala Dunia Dari Masa ke Masa

Dalam sejarah penyelenggaraan piala dunia, hampir selalu muncul sejumlah grup maut yang menghiasi babak penyisihan. Grup maut tentu menghadirkan persaingan yang lebih ketat dan bahkan tak terduga untuk sekedar lolos ke babak berikutnya. 

Definisi grup maut disini adalah grup yang terdiri dari setidaknya tiga tim tangguh yang harus memperebutkan dua atau tiga tempat tersisa untuk tampil di babak 16 besar atau fase grup kedua untuk beberapa edisi. Fase grup pertama lebih dipilih ketimbang fase grup kedua karena tidak lepas dari fakta bahwa tim-tim yang berada dalam babak penyisihan tersebut ditentukan melalui undian atau dengan kata lain nasib lah yang menentukan mereka, bukan karena campur tangan pihak lain atau format turnamen. 

Di samping itu, grup maut yang dipilih akan dimulai sejak edisi 1958 mengingat di edisi-edisi sebelumnya, grup-grup di babak penyisihan belum selalu terbagi dengan merata (1930 & 1950), tidak ada fase grup (1934 & 1938) serta tidak semua tim saling bertemu di Swiss 1954. Berikut ini adalah sejumlah grup maut di putaran final piala dunia dari masa ke masa, yang secara mengejutkan, seringkali melibatkan sang pencipta aturan sepakbola modern, Inggris. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

  1. Grup D (Brazil, Uni Soviet, Austria, Inggris) – 1958

Tim Samba yang selalu menjadi unggulan di setiap edisi harus tergabung bersama peraih medali emas Olimpiade 1956, Uni Soviet, semifinalis edisi 1954, Austria dan Inggris. Laga antar tim berlangsung cukup alot. Brazil memang akhirnya menjadi pemuncak grup dengan rekor dua kemenangan dan sekali seri versus Inggris, sementara Austria tersingkir dengan dua kekalahan. Inggris dan Uni Soviet yang memiliki nilai yang sama harus melakoni laga playoff untuk menentukan tim yang lolos. Lev Yashin cs lah yang akhirnya melaju. Pasang taruhan anda untuk laga-laga Inggris di Piala Dunia Qatar 2022 hanya di link alternatif Fun88. 

  1. Grup A (Uni Soviet, Yugoslavia, Uruguay, Kolombia) – 1962

Uni Soviet yang berstatus jawara Eropa 1960 harus kembali bersua saingannya asal Balkan, Yugoslavia yang dikalahkan di final EURO edisi pertama, plus peraih emas di Olimpiade pada tahun yang sama, juara dunia dua kali, Uruguay serta Kolombia. Tiga tim favorit teratas harus berebut dua tiket ke 8 besar. Dua wakil UEFA tersebut akhirnya yang mampu melaju dengan 5 dan 4 poin, sementara La Celeste hanya mampu meraih sekali menang atas Kolombia yang sempat menahan USSR 4-4 di laga kedua. 

  1. Grup B (Brazil, Inggris, Cekoslovakia, Rumania) – 1970

Juara bertahan Inggris lagi-lagi harus berada satu grup dengan Brazil yang masih diperkuat Pele dan menjadi favorit utama turnamen. Ada juga dua kali finalis piala dunia, Cekoslovakia plus Rumania. Pertandingan antara ke empat tim berlangsung cukup alot, terutama bagi tim asuhan Sir Alf Ramsey. Mereka bersusah payah mengalahkan dua tim Eropa Timur tersebut sebelum tumbang 0-1 di laga klasik dua raksasa melawan tim Samba. Kedua tim elit tersebut lah yang mampu lolos ke 8 besar. 

  1. Grup D (Inggris, Prancis, Cekoslovakia, Kuwait) – 1982

The Three Lions lagi-lagi harus masuk grup maut bersama tim penuh bintang dan talenta berbakat diantaranya sang andalan Michael Platini, Prancis, semifinalis Piala Eropa 1980, Cekoslovakia, yang masih diperkuat oleh sang legenda Antonin Panenka serta Kuwait. Tim sarat bintang Inggris tampil apik dan tak terkalahkan, termasuk membungkam tim Ayam Jantan 3-1. Les Blues sendiri akhirnya yang mendampingi Peter Shilton cs lolos ke babak berikutnya berkat kemenangan besar atas Kuwait meski sempat tertahan melawan Panenka dkk. 

  1. Grup E (Jerman Barat, Uruguay, Denmark, Skotlandia) – 1986

Kembalinya Franz Beckenbauer ke timnas sebagai pelatih sempat diliputi keraguan karena berada di grup berat bersama juara Copa America 1983 plus kampiun dua kali, Uruguay yang diperkuat oleh Enzo Francescoli, semifinalis EURO 1984, Denmark plus Skotlandia yang ditangani oleh Alex Ferguson. Benar saja, tim Panzer dibuat ngos-ngosan untuk lolos sebagai runner up dibawah Denmark karena hanya mampu bermain imbang versus La Celeste, menang tipis atas pasukan Tartan namun takluk atas tim Dinamit. Beruntung Francescoli cs gagal menang di laga pamungkas lawan Skotlandia sehingga harus puas finis di peringkat ketiga meski tetap mampu lolos. 

  1. Grup F (Inggris, Irlandia, Belanda, Mesir) – 1990

Inggris kembali satu grup dengan sang tetangga, Irlandia, juara Eropa 1988, Belanda serta Mesir. Yang menarik ketiga wakil UEFA tersebut mengalami dejavu karena juga tergabung dalam grup yang sama di EURO yang baru digelar dua tahun sebelumnya. Saat itu, tim asuhan Bobby Robson tampil memalukan dan tak berdaya menghadapi kedua tim tersebut. Beruntungnya, mimpi buruk itu tidak terulang. Enam laga di grup tersebut berlangsung ketat. Bahkan semuanya berakhir imbang kecuali saat Gary Lineker dkk unggul tipis atas Mesir. Ketiga wakil Eropa tersebut memang pada akhirnya mampu melaju. Inggris di puncak dengan koleksi 4 poin disusul Irlandia dan tim Oranje dengan 3 poin. 

  1. Grup E (Argentina, Inggris, Swedia, Nigeria) – 2002

Untuk kesekian kalinya, Inggris harus berada di grup maut, kali ini bersama favorit juara dan musuh lama, Argentina, kuda hitam yang selalu menyulitkan mereka, Swedia dan tim Elang Super Nigeria. Laga-laga di grup tersebut berjalan alot. David Beckham akhirnya sukses membalas dendam atas tim Tango yang membayangi karir Becks usai insiden di Prancis 1998. Walau hanya menang sekali dan dua kali seri, tim Tiga Singa mampu menjadi pemuncak grup. Mereka didampingi oleh Henrik Larsson cs yang menyingkirkan anak asuhan Marcelo Bielsa dari turnamen. 

  1. Grup D (Italia, Inggris, Uruguay, Kosta Rika) – 2014

Kali terakhir Inggris tergabung di grup alot bersama finalis EURO 2012, Italia, jawara Copa America 2011 plus semifinalis edisi 2010, Uruguay, plus Kosta Rika. Namun, siapa sangka dua tim elit Eropa tersebut malah gagal melaju ke 16 besar. Inggris takluk dari Gli Azzurri dan La Celeste sebelum hanya bisa bermain imbang tanpa gol lawan Kosta Rika. Italia pun tak berdaya saat bersua El Ticos. Kemenangan 2-1 atas Inggris di laga perdana seakan tak berarti setelah Mario Balotelli dkk dibungkam Kosta Rika dan Uruguay dengan skor 0-1 yang sama. Tiket lolos pun menjadi milik dua tim non-uggulan tersebut.