Laga-laga Banjir Gol di Fase Gugur Piala Dunia

Beberapa laga di babak knockout Piala Dunia menghasilkan banjir gol yang tentunya menghibur para fans. 

Piala Dunia tak jarang menghasilkan laga-laga yang menghasilkan banyak gol, atau banjir gol. Hal ini juga terjadi di babak lanjutan di fase gugur mulai dari babak 16 besar hingga semifinal. Tak jarang laga-laga tersebut menjadi laga klasik yang layal dikenang dan bahkan monumental, bukan hanya jumlah gol yang tercipta namun karena juga melibatkan duel tim-tim besar dan juara dunia. Laga banjir gol yang terpilih disini hanya yang menghasilkan lebih dari lima gol dengan selisih gol yang tidak lebih dari dua gol. Berikut ini adalah delapan laga banjir gol di fase gugur piala dunia. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

  1. Kuba vs Rumania 3-3 (Prancis 1938)

Kuba dan Rumania bertemu di babak pertama piala dunia 1938 yang langsung menggunakan sistem gugur layaknya format Piala UEFA dan Winners di masa lalu sebelum disatukan dan dirubah menjadi Liga Europa. Dua tim debutan ini mampu sama-sama mencetak tiga gol hingga babak perpanjangan waktu. Socorro memborong dua gol bagi Kuba plus dari Magrina. Sedangkan Rumania mencetak gol dari Bindea, Baratki dan Dobai. Saat itu, saat laga berakhir imbang hingga perpanjangan waktu, belum ada aturan adu penalti. Untuk mementukan tim yang melaju, dilakukan laga ulang yang akhirnya dimenangkan oleh Kuba dengan skor 2-1.

  1. Brasil vs Polandia 6-5 (Prancis 1938)

Masih di edisi piala dunia yang sama, Brasil dan Polandia bertemu di babak awal. Laga ini berlangsung menarik dan cukup berimbang. Tim Samba mencetak gol dari hattrick Leonidas ditambah tiga gol lainnya dari Romeo dan dua gol Peracio. Polandia tidak tinggal diam. Mereka membalas dengan gol dari Szerfke dan empat gol dari Willimowvski. Sepanjang sejarah memang belum ada pertandingan di fase gugur atau babak awal yang berakhir dengan hasil yang tipis dengan banyak gol seperti pertandingan ini. Pasang taruhan anda untuk laga-laga timnas Brasil di Piala Dunia Qatar 2022 hanya di link alternatif Fun88. 

  1. Portugal vs Korut 5-3 (Inggris 1966)

Ini adalah laga perempatfinal yang mempertemukan dua tim debutan usai tampil mengejutkan di babak penyishan. Ternyata, alih-alih tak banyak gol tercipta, yang terjadi malah sebalikanya. Seleccao das Quinas sempat dibuat terpaku setelah Korut mempu mencetak tiga dalam kurang dari 25 menit berkat gol dari Park Sheung-Zin, Lee Dong-Won dan Yang Seung-kok. Namun, keunggulan wakil Asia ini tidak bertahan lama setelah, pemain bintang Portugal berdarah Mozambik, Eusebio, tampil menggila dengan mencetak empat gol. Satu gol lainnya diciptakan oleh Jose Augusto. 

  1. Belgia vs Uni Soviet 4-3 (Meksiko 1986)

Partai ini merupakan salah satu laga di babak 16 besar yang paling seru dalam sejarah piala dunia. Dua tim bermain menyerang dan gol berlangsung silih berganti. Uni Soviet unggul lebih dahulu lewat Igor Belanov, namun Enzo Scifo mempu menyamakan kedudukan. USSR kembali unggul lewat gol kedua Belanov. Hanya berselang enam menit, Belgia kembali menyamakan skor lewat sang kapten Jan Ceulemans. Laga dilanjutkan di babak perpanjangan waktu. De Rode Duivels lah yang tampil lebih ganas dengan mencetak dua gol tambahan dari Stephane Demol dan Nico Claesen. Wakil Eropa Timur tersebut hanya mampu membalas sekali saat Belanov melengkapi hattrick-nya via penalti. Belgia pun kemudian mampu bablas hingga semifinal.

  1. Prancis vs Argentina 4-3 (Rusia 2018)

Masih di laga perdelapanfinal antara dua tim pemegang gelar juara, Prancis dan Argentina. Les Blues yang lebih diunggulkan ternyata sempat dibuat kelabakan setelah unggul lewat penalti Antoine Griezmann. Angel Di Maria mampu menyamakan kedudukan lewat tendangan dari luar kota penalti di akhir babak pertama. Di awal babak kedua, tim Tango malah sempat unggul berkat gol Gabriel Mercado. Prancis yang tersentak kembali bangkit dengan membalas kebobolan mereka dengan tiga gol lewat tendangan jarak jauh Benjamin Pavard dan dua gol cepat dari Kylian Mbappe. Albiceleste baru bisa mencetak gol balasan telat menjelang peluit akhir dibunyikan lewat tandukan Sergio Aguero. Prancis pun melaju mulus hingga merengkuh gelar keduanya. 

  1. Austria vs Swiss 7-5 (Swiss 1954)

Tidak ada laga perempatfinal yang menghasilkan lebih banyak gol ketimbang partai ini saat Das Wunderteam, Austria menyisihkan tuan rumah piala dunia 1954. Hebatnya, skor besar 7-5 ini tidak terjadi dalam 120 menit namun di waktu normal. Gol-gol kemenangan Austria dicetak gol hattrick Wagner, dua gol dari Korner plus dua gol lainnya dari Ocwrik dan Probst. Sementara, gol-gol La Nati lahir dari kaki dari Ballaman yang mencetak brace dan Hugi yang membuat hattrick. Austria pun melaju ke semifinal. 

  1. Jerman (Barat) vs Prancis 3-3 (Spanyol 1982)

Laga semifinal yang satu ini merupakan partai yang tidak terlupakan dalam sejarah mengingat inilah laga pertama yang harus diselesaikan lewat adu penalti. Kedua tim tampil ofensif dan tim Panser unggul terlebih dahulu lewat Pierre Littbarski sebelum Michael Platini menyamakan kedudukan via titik penalti. Di babak perpanjangan waktu, Prancis berganti unggul dua gol lebih dahulu lewat gol Marius Tressor dan Alain Giresse. Sayangnya, Die Mannschaft bangkit dan membalas dua kali lewat Karl Heinz Rummeniege dan Klaus Fischer. Jerman lah yang akhirnya menang di adu tos-tosan perdana tersebut. 

  1. Italia vs Jerman (Barat) 4-3 (Meksiko 1970)

Inilah laga yang bertajuk ‘Laga Abad Ini’ dimana FIFA menganugrahi pertandingan tersebut sebagai yang terbaik di piala dunia abad ke 20. Partai semifinal ini menjadi ikonik karena melibatkan dua tim penyandang gelar jawara dunia. Gli Azzurri unggul cepat lewat Roberto Bonisegna sebelum disamakan pada masa injury time oleh Karl Heinz Schnellinger. Laga pun dilanjutkan di masa perpanjangan waktu. Kedua tim mencetak gol silih berganti. Jerman sempat unggul berkat gol Gerd Muller, namun Tarcisio Burgnich menyamakan kedudukan. Italia bahkan kembali didepan setelah Luigi Riva membobol gawang Sepp Maier. Gerd Muller sempat merobek gawang Enrico Albertosi enam menit kemudian. Namun hanya satu menit berselang, bintang yang jadi pemain pengganti, Gianni Rivera mencetak gol kemenangan yang membawa Gli Azzurri lolos ke final menantang Pele cs.