Para Pengumpan Ulung Tanpa Gol di Piala Dunia

Sejumlah pemain lebih dikenal sebagai jago pembuat umpan gol atau pengumpan ulung namun tidak berhasil mencetak gol sekalipun di putaran final piala dunia. 

Sepakbola memang identik dengan gol. Namun bukan berarti proses terjadinya gol tidak bermakna. Dalam beberapa kesempatan, proses dan umpan gol justru lebih menarik ketimbang gol itu sendiri. Sepakbola modern juga mengapresiasi para jago pembuat assist.

Sejumlah pemain tidak hanya menjadi andalan dalam mencetak gol namun juga sebagai penyedia umpan gol saat tampil di putaran final seperti Lionel Messi, Pele, Diego Maradona, Thomas Muller dan Uwe Seeler. Namun, sejumlah pemain bintang lain harus puas hanya sebagai pengumpan ulung namun tidak mampu mencetak satu gol pun. Kontribusi mereka tetaplah layak diapresiasi. Berikut ini adalah delapan pemain yang menjadi ahli memberikan umpan gol namun gagal mencetak gol sepanjang sejarah piala dunia. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

  1. Cesc Fabregas (Spanyol)

Ia merupakan salah satu pemain serba bisa yang dimiliki Spanyol dan Barcelona. Sayangnya, Fabregas tidak selalu menjadi pilihan utama dalam skuad La Furia Roja saat mereka mengalami masa keemasannya di akhir dekade 2000an dan awal dekade 2010an. Meski begitu, eks gelandang Arsenal, Barcelona, Chelsea dan Monaco ini tidak pernah mengecewakan saat diturunkan. Ia membuat tiga umpan gol di tiga edisi piala dunia. Di 2006, Cesc memberikan umpan matang kepada Fernando Torres saat mengalahkan Tunisia 3-1. Empat tahun kemudian, ia menjadi penyedia umpan gol untuk gol kemenangan Spanyol di final melawan Belanda. Sedangkan di 2014, pemain yang diplot berperan sebagai false nine sepanjang EURO 2012 ini membuat satu umpan gol untuk gol terakhir anak asuhan Vicente Del Bosque ketika menghantam Australia yang diciptakan oleh Juan Mata. Pasang taruhan anda untuk laga-laga timnas Spanyol di Qatar 2022 hanya di link alternatif Fun88. 

  1. Felix Magath (Jerman)

Namanya dikenal identik dengan Hamburg SV. Ia lah pencetak gol tunggal di final Liga Champions 1983 ketika klubnya membungkam Juventus. Magath yang juga dikenal sebagai pelatih ini sayangnya gagal mencetak satu gol pun saat tampil di piala dunia 1982 dan 1986. Namun, ia berkontribusi dengan tiga umpan gol, dua dibuat di 1982, keduanya bagi sang kapten Karl Heinz Rummeniege di laga pertama saat dikalahkan Aljazair 1-2 serta di laga kedua saat membantai Chili 4-1. Sedangkan satu lagi dibuat untuk gol pembuka dari tendangan bebas tidak langsung Andreas Brehme di semifinal Meksiko 1986 saat mengalahkan Prancis 2-0. 

  1. Dunga (Brasil)

Kapten tim Samba saat menjuarai piala dunia 1994 ini berjasa membuat tiga umpan gol selama tampil di putaran final. Di USA 1994, ia membuat umpan gol di laga kedua melawan Kamerun untuk gol pembuka yang dicetak Romario. Sedangkan di Prancis 1998, Dunga membuat dua umpan gol, keduanya di fase knockout. Yang pertama untuk gol pembuka saat menggilas Chili 4-1. Sementara yang kedua untuk gol penentu kemenangan atas Denmark yang dicetak Rivaldo. Sayangnya, pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan ini tak mencetak satu gol pun meski tampil sejak edisi 1990. 

  1. Roman Riquelme (Argentina)

Bicara mengenai Riquelme tak bisa lepas dari kemampuannya mengontrol ritme permainan dan membuat umpan gol. Sangat disayangkan ia hanya tampil di satu edisi piala dunia saja, yaitu di 2006. Eks playmaker Boca Juniors dan Villareal ini berkontribusi besar sepanjang turnamen meski gagal mencetak gol. Sosok pengumpan ulung ini mengandalkan bola-bola mati untuk membuat umpan gol seperti yang ia lakukan bagi gol penyeimbang tim Tango di babak 16 besar melalui tandukan Hernan Crespo saat menghadapi Meksiko serta gol Roberto Ayala di perempatfinal ke gawang Jerman. Satu umpan gol lainnya lahir lewat bola sodoran bagi Javier Saviola di kotak penalti Pantai Gading. 

  1. Roberto Donadoni (Italia)

Pemain sayap Gli Azzurri di dekade 1990an ini merupakan andalan AC Milan yang dikenal sebagai ‘The Dream Team’ saat itu. Donadoni juga berkontribusi dengan membuat empat umpan gol. Di edisi 1990, Donadoni menjadi penyuplai umpan matang untuk Guiseppe Giannini di laga kedua saat mengalahkan AS dengan skor tipis 1-0 serta di perempatfinal saat menyingkirkan Irlandia lewat gol tunggal Salvatore Schilacchi. Sementara empat tahun kemudian, umpan golnya bahkan diciptakan untuk gol pembuka yang dicetak Dino Baggio di perempatfinal saat menyingkirkan Spanyol dengan skor 2-1 serta gol pembuka dari Roberto Baggio di semifinal saat mengalahkan Bulgaria dengan skor yang sama. 

  1. Luis Figo (Portugal)

Sebelum mencuatnya CR7, Figo adalah superstar Portugal sejak pertengahan dekade 1990an hingga awal era 2000an. Pemain terbaik dunia FIFA di tahun 2000 ini sayangnya tidak mencetak satu gol pun saat tampil di dua edisi piala dunia, 2002 dan 2006. Namun, Figo dikenal sebagai pengumpan ulung dengan empat umpan golnya, satu diciptakan untuk gol kedua Pauleta ketika Seleccao das Quinas menggulung Polandia 4-0 di 2002 sedangkan tiga lainnya di 2006 saat timnya unggul tipis 1-0 atas Angola, 2-0 atas Iran serta gol balasan lawan Jerman di playoff tempat ketiga. 

  1. Juan Veron (Argentina)

Gelandang plontos timnas Argetina ini adalah playmaker andalan Albiceleste di akhir dekade 1990an hingga era 2000an sebelum muncul Roman Riquelme hingga Lionel Messi. Meski gagal mencetak satu gol pun, eks gelandang Sampdoria, Parma, Manchester United dan Chelsea ia sukses membuat lima umpan gol dari tiga edisi piala dunia, 1998, 2002 dan 2010. Ia membuat tiga assist di tiga laga piala dunia debutnya saat membantai Jamaika 5-0, gol penyeimbang Javier Zanetti saat melawan Inggris di perdelapanfinal serta gol Claudio Lopez saat ditaklukkan Belanda di perempatfinal. Sementara dua umpan gol lainnya diciptakan masing-masing satu di edisi 2002 dan 2010 melalui tendangan penjuru uniknya saat menghadapi tim yang sama dengan skor akhir yang sama, 1-0 atas Nigeria di laga pembuka. 

  1. Thomas Haessler (Jerman) 

Sosoknya agak terlupakan diantara bintang-bintang tim Panser di dekade 1990an. Namanya baru mencuat di EURO 1992 dan menjadi andalan Bertie Vogts untuk dua edisi piala dunia, 1994 dan 1998. Di kemunculan pertamanya, Haessler tidak tanggung-tanggung membuat lima umpan gol sejak laga pembuka USA 1994. Dimulai dari partai perdana lawan Bolivia, kemudian satu lagi saat menahan Spanyol serta dua assist ketika membungkam Korsel 3-2. Satu umpan gol lagi dibuatnya saat membantu mengalahkan Belgia di 16 besar. Sementara di Prancis 1998, eks gelandang Juventus, Roma dan Karlsruhe ini hanya berkontribusi dengan satu assist saat Jerman membenamkan Iran 2-0. Sayangnya, playmaker yang posturnya mirip dengan Maradona ini tak mampu mencetak satu gol pun di putaran final.