Para Striker Mandul di Piala Dunia

Sejumlah penyerang top dunia ternyata gagal mencetak satu gol pun saat berlaga di putaran final piala dunia alias mandul. 

Tampil di ajang sebesar piala dunia tentu menjadi idaman setiap pemain, apalagi para striker. Mencetak gol di putaran final, apalagi jika mampu menjadi top skor, merupakan kebanggaan tersendiri. Namun, beberapa penyerang subur dalam sejarah sepakbola justru mandul bahkan tidak mampu untuk sekedar memberi kontribusi umpan gol sekalipun. Di piala dunia 2022 ini, sejatinya ada beberapa striker yang punya misi mencetak gol perdana. Mereka punya jumlah gol mentereng namun belum berhasil mencetak satu gol pun sejak tampil di putaran final. Salah satunya adalah pemain terbaik FIFA dalam dua tahun terakhir plus peraih penghargaan Sepatu Emas Eropa saat masih memperkuat klub sebelumnya, Robert Lewandowski. 

Akankah penyerang timnas Polandia tersebut akan pecah telur di Qatar nanti atau akan bernasib sama dengan penyerang-penyerang top nirgol di piala dunia seperti di bawah ini? Kita tunggu saja. Berikut ini adalah 10 striker mandul di putaran final piala dunia. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

  1. Francesco Gento (Spanyol)

Gento adalah penyerang kiri timnas Spanyol dan Real Madrid di dekade 1950an hingga pertengahan era 1960an. Ia ikut menjadi pemain inti El Real saat merajai Eropa dengan enam gelar Liga Champions Eropa sejak 1956 hingga 1966. Catatan golnya pun mentereng, yaitu 127 gol untuk Los Merengues dari 427 pertandingan. Namun, saat membela tim Matador di piala dunia 1962 dan 1966, Gento hanya berkontribusi satu umpan gol dari lima laga yang dijalaninya. Pasang taruhan anda untuk laga-laga Spanyol di Qatar 2022 hanya di link alternatif Fun88

  1. Savo Milosevic (Serbia)

Namanya mencuat di pertengahan dekade 1990an bersama Aston Villa dilanjutkan dengan kiprahnya di beberapa klub La Liga. Milosevic pernah menjadi pencetak gol terbanyak Piala Eropa 2000 bersama Patrick Kluivert. Sayangnya, saat berlaga di tiga partai piala dunia 2006, ia mandul alias nirgol. 

  1. Ole Solksjaer (Norwegia)

Semasa aktif bermain, tidak ada yang tidak mengenal striker asal Norwegia ini. Dijuluki ‘pembunuh berwajah bayi’ selama berkarir di Manchester United, ia mencetak 91 gol dan beberapa diantaranya bahkan gol menentukan seperti gol kemenangan di final Liga Champions 1999. Eks pelatih MU ini juga subur bersama negaranya dengan torehan 23 gol dari 67 laga. Namun performa mengkilapnya tidak menular di piala dunia. Solksjaer hanya tampil di tiga laga tanpa kontribusi gol maupun umpan gol di edisi 1998.

  1. Ciro Immobile (Italia)

Barangkali Immobile adalah penyerang subur paling sial saat ini. Di usianya yang sudah menginjak 32 tahun, ia gagal tampil di piala dunia dua kali berturut-turut kecuali di debutnya di Brasil 2014. Saat itu, ia hanya tampil dua kali dan nirgol. Apesnya, Gli Azzurri gagal lolos dari fase grup. Sebuah torehan yang ironis bagi pemegang tiga kali top skor Serie A plus peraih top skor Eropa 2020. Kesempatannya untuk berlaga di piala dunia 2026 pun kian tipis karena striker Lazio ini sudah akan berusia 36 tahun. 

  1. Ivan Zamorano (Chili)

Duet Marcelo Salas di piala dunia 1998 ini sejatinya dikenal sebagai mesin gol saat memperkuat Real Madrid dan Inter Milan, maupun bersama timnas Chili. Prestasinya pun tak main-main yaitu menjadi top skor La Liga 1995 plus pencetak gol terbanyak di Olimpiade Sydney 2000. Sayangnya di putaran final, Zamorano hanya membuat satu umpan gol dari empat kali penampilannya, sementara sang partner, Salas mampu mencetak empat gol. 

  1. Faustino Asprillia (Kolombia)

Dimasa jayanya, Asprillia adalah penyerang licin yang berbahaya, terutama saat memperkuat Parma di rentang waktu 1992-1996. Bersama Gianfranco Zola, ia memenangkan deretan gelar domestik dan Eropa. Bersama timnas Kolombia, ia adalah striker subur dengan mencetak 20 gol dari 57 penampilannya. Namun, saat berlaga di piala dunia 1994 dan 1998, ia malah jadi striker mandul dengan torehan satu umpan gol saja dari empat laga. 

  1. Gianluca Vialli (Italia)

Vialli adalah striker andalan Italia di awal dekade 1990an. Namanya ikut dipanggil di skuad piala dunia 1986 dan 1990. Hal itu tidak mengherankan karena eks penyerang Sampdoria, Juventus dan Chelsea ini pernah tiga kali menjadi top skor di tiga ajang yang berbeda, Piala Winners 1990, Copa Italia 1989 dan Liga Italia 1991. Namun, tandem Roberto Mancini di Sampdoria itu hanya berkontribusi dua umpan gol dalam tujuh partai yang dilakoninya di piala dunia. Sialnya, pelapisnya di Italia 1990, Salvatore Schilacchi malah jadi top skor turnamen, 

  1. Mario Gomez (Jerman)

Sebelum mendatangkan Robert Lewandowski, Mario Gomez adalah mesin gol andalan Bayern. Ia juga merupakan langganan pencetak gol terbanyak dimanapun ia bermain, mulai dari top skor Bundesliga 2011 bersama Die Roten, top skor Coppa Italia 2015 bersama Fiorentina, top skor Liga Turki 2016 bersama Besiktas hingga top skor Piala Eropa 2012 bersama tim Panser. Namun, Gomez justru sial di piala dunia. Ia hanya tampil enam kali di edisi 2010 dan 2018 namun tanpa mencetak satu gol pun, kecuali satu umpan gol. Apesnya lagi, ia justru cedera saat Jerman menjadi kampiun di 2014.

  1. Zlatan Ibrahimovic (Swedia)

Sosok yang satu ini adalah jaminan dalam mencetak gol. Ibra telah lima kali menjadi top skor, dua di Liga Italia dan tiga di Ligue 1 Prancia. Ia juga kenyang gelar liga domestik di kompetisi top Eropa. Bersama timnas Swedia, Ibra telah mencetak 62 gol dari 121 laga. Anehnya, penyerang yang masih memperkuat AC Milan ini tak sekalipun mencetak gol atau membuat umpan gol dalam lima kali penampilannya di piala dunia 2002 dan 2006. Produktivitasnya mendadak mandek bahkan saat melawan tim semenjana seperti Trinidad & Tobago sekalipun di Jerman 2006. 

  1. Marco Van Basten (Belanda)

Van Basten adalah bintang tim Oranje saat meraih satu-satunya gelar internasional hingga saat ini, Piala Eropa 1988. Striker subur ini juga menjadi top skor turnamen. Di level klub, peraih tiga kali Ballon D’or ini jadi pemain kunci kejayaan tim impian AC Milan di dekade 1990an. Van Basten bahkan menjadi langganan top skor, empat kali di Liga Belanda bersama Ajax, dua kali di Serie A Italia bersama AC Milan, plus top skor UCL 1989. Namun, di piala dunia, Van Basten bak macan ompong. Empat kali berlaga di Italia 1990, tak ada satupun gol maupun umpan gol yang tercipta dari kaki ataupun kepalanya.